GetMenit.com, Banten – Menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menempatkan kinerjanya di urutan terbawah se-Jawa dalam 100 hari pertama menjabat, Gubernur Banten Andra Soni memberikan pernyataan bahwa periode tersebut bukanlah indikator utama keberhasilan seorang kepala daerah.
“100 hari itu bukan ukuran keberhasilan bagi seorang kepala daerah, melainkan momentum awal untuk meletakkan fondasi pembangunan lima tahun ke depan,” ujar Andra Soni, dikutip dari Detikcom, Senin, 2 Juni 2025.
Meski periode 100 hari tergolong singkat, Andra menyebut pihaknya telah mulai merealisasikan sejumlah visi-misi Andra-Dimyati, termasuk program pendidikan dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Banten.
Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas Awal
Andra menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan gratis tingkat SMA/SMK, termasuk bagi sekolah swasta di Banten.
“Sejatinya kami hadir untuk melayani. Insyaallah ke depan, kami akan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, ia menyoroti percepatan pengoperasian dua rumah sakit yang selama tiga tahun terakhir belum difungsikan secara maksimal. Dalam waktu dekat, fasilitas tersebut akan digunakan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat.
BACA JUGA: Kinerja 100 Hari Gubernur Banten Paling Rendah se-Jawa, Warga Kritik Program Prioritas
Infrastruktur dan Efisiensi Anggaran
Gubernur Banten juga menekankan pentingnya efisiensi anggaran guna mempercepat pembangunan infrastruktur dasar, terutama jalan-jalan desa yang masih minim akses.
“Soal hasil pembangunan, tentu terlalu cepat menilai dalam 100 hari. Tapi kita bisa melihat tingkat optimisme masyarakat, dan insyaallah itu sudah mulai terbentuk,” tambahnya.
Hasil Survei: Kepuasan Publik Masih Terbagi
Dalam survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 12–19 Mei 2025, dari 400 responden di Provinsi Banten:
-
3% menyatakan sangat puas
-
48% cukup puas
-
32% kurang puas
-
3% tidak puas sama sekali
-
15% tidak tahu atau tidak menjawab
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pewawancara profesional. Adapun margin of error sebesar ±5 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (zif)