GetMenit.com, Jakarta — Kemenangan Timnas Indonesia yang berhasil melaju ke babak playoff Kualifikasi Piala Dunia 2026 disambut dengan pesta hangat di kediaman Presiden Prabowo Subianto. Namun, euforia kemenangan itu tak lepas dari sorotan dan kritik publik, terutama setelah terungkap bahwa para pemain mendapat jam tangan mewah bermerek Rolex langsung dari sang presiden.
Acara yang berlangsung di Jalan Kertanegara, Jakarta, itu tampak seperti pesta kecil nan eksklusif. Beberapa video yang tersebar di media sosial menampilkan momen para pemain berjoget riang di hadapan Presiden Prabowo, yang tampak tersenyum menyaksikan mereka. Nuansa kekeluargaan terasa kental, tapi tak sedikit yang menyebutnya sebagai “pesta elite yang kontras dengan realita rakyat.”
Tak lama setelah pertemuan tersebut, muncul video dari Instagram pemain Timnas, Justin Hubner, yang memperlihatkan seluruh pemain membuka goodie bag misterius. Ternyata isinya bukan merchandise biasa — melainkan jam tangan Rolex asli, yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah per buah.
Publik Terbelah: Mewah vs Tidak Peka
Di satu sisi, tak sedikit netizen yang mengapresiasi perhatian Presiden terhadap perjuangan para pemain muda yang telah mengharumkan nama bangsa.
“Mereka layak! Main buat negara, bawa kita ke playoff. Masa nggak boleh diapresiasi? Rolex itu kecil buat sekelas Presiden,” tulis akun @garudaku_sejati di Instagram.
Namun, suara miring datang lebih keras dari sisi lain. Di tengah kondisi ekonomi banyak masyarakat yang masih terhimpit, hadiah supermewah ini dianggap tidak sensitif dan bahkan menyakitkan bagi rakyat kecil.
“Sementara emak-emak antre beras murah, anak kos mikir beli makan hari ini, pemain bola joget bawa pulang Rolex. Keren banget negara +62!” tulis akun @wargacemara di Twitter/X.
“Boleh kasih hadiah, tapi ngasih jam ratusan juta ke satu tim? Simbolisnya kelewat mewah. Kesannya malah pamer kuasa dan kekayaan,” tambah komentar dari akun @nasir_miskin.
Istana atau Rumah Pribadi, Rakyat Tetap Menonton
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan bahwa pertemuan itu bukan agenda resmi kenegaraan, melainkan acara pribadi di rumah Presiden. Namun, bagi publik, pertemuan dengan sosok kepala negara tetap membawa simbol politik dan kekuasaan — apapun tempatnya.
“Apapun statusnya, dia tetap presiden. Yang dilihat rakyat bukan alamat rumahnya, tapi pesan di balik aksinya,”
Apresiasi atau Pencitraan?
Perdebatan juga merembet ke dugaan pencitraan. Momen pesta, hadiah mewah, hingga postingan medsos para pemain dinilai sebagian netizen sebagai manuver untuk membangun citra Prabowo sebagai pemimpin ‘akrab dan dermawan’.
“Baru juga ke ronde ke 4 udah seperti juara piala dunia akun X @dediiajii.
Namun, pendukung Prabowo membela habis-habisan tindakan tersebut.
“Kapan lagi pemain bola dihargai begini? Pemerintah dulu mana peduli? Sekarang malah dianggap pencitraan. Heran sama netizen,” ujar akun @progaruda2025.
Kontras Sosial yang Menyengat
Di saat yang sama, laporan BPS menunjukkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Indonesia masih menyentuh jutaan jiwa. Beberapa pengamat menilai, pemberian jam tangan mewah di tengah ketimpangan sosial yang nyata dapat menimbulkan rasa kecewa dan ketidakpercayaan publik terhadap prioritas pemerintah.
Sorotan Bukan Sekadar Skor
Meski kemenangan Timnas Indonesia patut dirayakan, pesta dan hadiah mewah yang menyertainya memunculkan pertanyaan besar: apakah euforia itu dirayakan secara bijak, atau justru menyisakan luka sosial baru? Bagi sebagian rakyat, momen itu menjadi simbol betapa jauh jarak antara bus Timnas yang penuh tawa — dan angkot rakyat yang masih penuh beban. (TIM)