GetMenit, Jakarta – Misteri kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), perlahan mulai terungkap. Pria tersebut ditemukan tak bernyawa di kamar kos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025). Kejanggalan muncul karena jasad korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup lakban dan pintu kamar terkunci dari dalam.
Namun, hasil penyelidikan Polda Metro Jaya menyatakan tidak ditemukan unsur pidana dalam kasus ini. Berikut sejumlah fakta penting yang diungkap pihak kepolisian:
1. Korban Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya, menyebut jenazah ditemukan sekitar pukul 08.10 WIB. Penemuan mayat itu bermula dari laporan warga yang mencium bau menyengat.
“Korban ditemukan dalam keadaan wajah dilakban,” kata Kombes Wira, Senin (28/7/2025). Penyelidikan melibatkan ahli forensik Bareskrim Polri serta 26 saksi yang berasal dari lingkungan kos, rekan kerja, hingga keluarga korban. Sebanyak 103 barang bukti diamankan dari berbagai lokasi.
2. Sidik Jari di Lakban Milik Korban Sendiri

Ahli identifikasi dari Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto, menyatakan bahwa sidik jari di lakban kuning merek Daimaru yang menutupi wajah korban cocok dengan identitas ADP.
“Dari hasil pengujian, 12 karakteristik sidik jari memenuhi syarat dan semuanya milik korban sendiri,” tegas Sigit.
3. Tak Ada DNA Orang Lain di Lokasi
Kompol Irfan Rofik dari Puslabfor Polri menambahkan bahwa dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap 13 barang bukti, hanya DNA milik ADP yang ditemukan. “Kami tidak menemukan material biologis milik orang lain di TKP, termasuk di kamar mandi,” jelasnya.
4. Tidak Ada Zat Beracun di Tubuh
Pemeriksaan toksikologi oleh Subdit Forensik menemukan bahwa tubuh korban bebas dari racun seperti sianida, alkohol, hingga narkoba. Hanya ditemukan jejak paracetamol dan CTM, yang umum dalam obat flu.
“Diduga korban mengonsumsi obat flu sebelum meninggal,” kata AKP Adi Laksono.
5. Sempat Naik Taksi, Lalu Putar Balik ke Kantor Kemlu
Sebelum meninggal, ADP sempat naik taksi dari Grand Indonesia. Namun, ia tiba-tiba meminta sopir untuk putar balik menuju kantor Kemlu. “Perjalanan hanya sekitar 5 menit, lalu ia minta kembali,” ungkap Kombes Wira.
6. HP Utama Belum Ditemukan
Polisi masih mencari handphone Samsung S22 Ultra milik ADP yang biasa digunakan sehari-hari. “Yang ditemukan di kamar bukan HP utamanya,” jelas Wira.
Meski banyak spekulasi beredar, hasil penyelidikan ilmiah hingga kini tidak mengarah pada tindak pidana. “Seluruh proses kami lakukan secara ilmiah. Semua fakta kami buka transparan,” tegas Kombes Wira. Polisi masih terus menyelidiki dan menunggu hasil analisis tambahan untuk mengungkap misteri sepenuhnya. (Redaksi)