GetMenit.com, Kabupaten Lebak – Keputusan Gubernur Banten Andra Soni menonaktifkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, berinisial DF, memicu badai kritik publik. Alih-alih mendapat dukungan, langkah tersebut justru membuat akun media sosial sang Gubernur diserbu komentar pedas warganet.
Penonaktifan ini dilakukan setelah DF viral karena menampar seorang siswa yang kepergok merokok di lingkungan sekolah. Namun, publik menilai kebijakan itu tidak adil dan melemahkan kewibawaan guru.
Gelombang Kritik Netizen
Ribuan komentar muncul menyalahkan keputusan gubernur. Mayoritas warganet justru membela sang kepsek karena dianggap hanya menegakkan aturan disiplin.
“Keputusan terkocak, berarti menormalisasikan ngerokok di sekolah, Pak?” tulis salah satu akun.
“Gubernur-nya mendukung anak sekolah ngerokok, menuju Banten berasap,” sindir netizen lain.
Banyak pula yang menilai kebijakan ini menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan. “Kepsek hanya menegakkan disiplin. Kenapa justru dia yang disalahkan?” tulis pengguna lainnya.
Kronologi Insiden
Kasus bermula saat DF memergoki ILP (17) merokok di lingkungan sekolah. Saat proses teguran berlangsung, terjadi dugaan kekerasan fisik. Kasus ini memicu aksi mogok ratusan siswa yang menuntut DF dicopot. Orang tua siswa pun melapor ke Polres Lebak.
Untuk meredam ketegangan, Gubernur Andra Soni menonaktifkan DF sementara waktu.
“Itu sedang kita proses untuk dinonaktifkan sementara. Ini demi menstabilkan kondisi di sekolah agar siswa bisa kembali belajar,” ujar Andra Soni, Rabu (15/10/2025).
Meski DF dinonaktifkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten menegaskan bahwa ILP tetap akan mendapat sanksi sesuai aturan sekolah. Namun, warganet menilai kebijakan ini terlalu terburu-buru dan tidak memberikan ruang pembelaan bagi guru.
Kritik deras ini menunjukkan adanya keresahan publik terhadap posisi guru yang kerap menjadi “kambing hitam” dalam konflik sekolah. Kasus ini pun menjadi sorotan nasional dan memicu perdebatan soal batas ketegasan dan kekerasan dalam dunia pendidikan.
(Naz/Redaksi)
