GetMenit.com – Di balik keindahan alam Tulungagung yang damai, terpendam kisah kelam yang nyaris tak terjamah logika. Sebuah legenda menyeramkan yang terus hidup dalam bisik-bisik warga lereng Gunung Budheg: pesugihan seks Roro Kembang Sore. Bukan sekadar mitos, cerita ini menyeret unsur ritual gaib, tumbal darah, dan syarat syahwat yang mengguncang nurani.
Konon, mereka yang rela menyerahkan tubuh dan jiwa pada pesugihan ini dijanjikan kekayaan melimpah. Tapi harga yang harus dibayar tidak pernah murah. Tumbal nyawa dan kesetiaan penuh dosa jadi kontrak gelap yang tak bisa dibatalkan.
Roro Kembang Sore: Sosok Siluman atau Perempuan Terkutuk?
Legenda bermula dari zaman Kerajaan Mataram Islam. Roro Kembang Sore, nama seorang putri bangsawan yang konon cantiknya melebihi bunga surga. Namun, cintanya ditolak mentah-mentah oleh sang pujaan hati karena dianggap terlalu “liar” dalam hasrat. Dipermalukan, ia melarikan diri ke hutan di sekitar Tulungagung dan bertapa dengan dendam membara.
Di sanalah, ia disebut-sebut melakukan perjanjian dengan makhluk gaib untuk mendapatkan kekuatan dan kecantikan abadi. Sebagai gantinya, ia harus menjelma menjadi “penjaga” bagi pesugihan yang memuaskan syahwat manusia—yang kini dikenal sebagai pesugihan seks Roro Kembang Sore.
Ritual Mengerikan di Malam Jumat Kliwon

Menurut pengakuan paranormal dan saksi warga sekitar, ritual pesugihan ini biasanya dilakukan di sebuah petilasan tersembunyi dekat air terjun Nglirip, yang hanya bisa dijangkau lewat jalur setapak saat tengah malam. Para pelaku pesugihan harus datang dengan membawa sesajen khusus: bunga tujuh rupa, kain batik bercorak darah, dan sehelai rambut perawan.
Namun yang paling menyeramkan adalah syarat utama: calon peserta pesugihan harus siap “disetubuhi” oleh roh Roro Kembang Sore dalam wujud perempuan cantik dengan rambut menjuntai sampai tanah, namun wajahnya selalu ditutupi cadar tipis. Saat ritual berlangsung, banyak yang mengaku tubuh mereka kerasukan dan mengalami orgasme tak terkendali—disusul mimpi basah selama tujuh malam berturut-turut.
Setelah itu, kekayaan mulai berdatangan: warung sepi mendadak laris, bisnis lancar, bahkan judi online bisa menang terus. Tapi ada konsekuensi yang mengerikan…
Tumbal Jiwa dan Kematian Misterius
Kekayaan dari Roro Kembang Sore tak bisa ditebus cuma dengan nafsu. Setiap 49 hari sejak ritual pertama, pelaku wajib memberikan tumbal: bisa nyawa binatang, namun lambat laun harus meningkat menjadi manusia. Korban biasanya orang terdekat—pasangan, anak, atau karyawan sendiri.
Warga pernah dihebohkan oleh kematian misterius seorang istri pengusaha sukses di Tulungagung. Ia ditemukan tewas mengenakan kain batik bercorak merah darah, tubuhnya terbujur kaku di kamar mandi, dengan senyum aneh di bibir. Tak ada tanda kekerasan. Hanya bekas bunga melati di seluruh lantai.
Warga sekitar Gunung Budheg percaya, siapapun yang melanggar pantangan pesugihan Roro Kembang Sore—seperti berselingkuh di luar ritual atau berhenti memberikan tumbal—akan terkena kutukan. Mulai dari kemaluan membusuk, anak lahir tanpa nyawa, hingga kebakaran misterius yang membakar rumah tapi tak menyentuh benda lain.
“Dia nggak main-main. Kalau sudah ikat janji, ya harus bayar. Kalau enggak, nyawa balasannya,” ucap seorang juru kunci (inisial M), yang hanya mau berbicara setelah diberi bunga kantil dan kemenyan.
Antara Mitos dan Realita: Masih Berlangsung Hingga Kini?

Banyak yang menganggap kisah ini cuma mitos, tapi jejak-jejaknya tetap ada. Paranormal lokal menyebutkan, pesugihan ini masih aktif dan justru makin ramai sejak pandemi. Ekonomi sulit membuat orang nekat. Petilasan tempat ritual itu pun kini dijaga oleh sosok misterius berbaju hitam dan tidak bisa difoto.
Dari penelusuran tim getmenit.com, sejumlah pengusaha muda sukses di Tulungagung kabarnya punya “guru spiritual” yang mengarah ke pesugihan ini. Tapi semua menolak bicara. Bahkan ada yang mendadak menghilang saat ditanya.
Kisah pesugihan seks Roro Kembang Sore adalah potret bagaimana manusia bisa terjebak dalam lorong gelap demi kekayaan instan. Legenda ini bukan sekadar cerita rakyat, tapi cermin betapa nafsu bisa menjelma menjadi kutukan abadi. Di balik senyum manis dan gemerlap harta, bisa jadi ada darah dan tangisan yang mengalir diam-diam. (Naz)