GetMenit.com, Kabupaten Tangerang – Suasana memanas terjadi di SMAN 12 Kabupaten Tangerang pada Rabu, 9 Juli 2025. Puluhan warga Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, menggembok gerbang sekolah sebagai bentuk protes terhadap sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dinilai tidak transparan dan merugikan anak-anak dari wilayah sekitar.
Aksi ini merupakan luapan kekecewaan warga yang merasa anak-anak mereka telah tersisih dari sistem seleksi, meskipun tinggal sangat dekat dengan sekolah.
“Percuma ada SMAN 12 berdiri di Teluknaga kalau anak-anak kami yang rumahnya di sekeliling sekolah justru tidak diterima,” tegas Niwan Rosidin, salah satu tokoh masyarakat yang memimpin aksi.
Menurut Niwan, sistem seleksi PPDB tahun ini menimbulkan kecurigaan. Ia mempertanyakan validitas hasil seleksi yang dinilai janggal, karena banyak peserta dengan nilai lebih tinggi justru tidak lolos, sementara yang nilainya lebih rendah malah diterima.
“Ini bukan sekadar protes emosional, tapi soal keadilan. Kami ingin transparansi! Jangan sampai sistem ini menghancurkan semangat anak-anak kami untuk bersekolah,” ujarnya lantang.
Warga juga menyoroti kebijakan Gubernur Banten, Andra Soni, yang dianggap menjadi akar dari polemik ini. Kebijakan tersebut dinilai menyulitkan akses pendidikan bagi anak-anak Teluknaga, bertolak belakang dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Presiden Prabowo bilang mau mencerdaskan anak bangsa. Tapi faktanya, anak-anak bangsa justru dipersulit masuk sekolah di wilayahnya sendiri,” keluh Niwan dengan nada kecewa.
Sebagai bentuk ultimatum, warga bahkan menyarankan agar SMAN 12 dipindahkan dari wilayah Teluknaga jika tidak bisa memberikan kuota yang adil bagi warga sekitar.
BACA JUGA: Darurat! 6 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Terancam Banjir Parah, Warga Diminta Siaga 24 Jam
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada respons resmi dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Provinsi Banten mengenai aksi protes ini. Sementara itu, gerbang sekolah masih terlihat tergembok, menjadi simbol kemarahan warga yang merasa dikhianati oleh sistem. (Redaksi)