GetMenit,com, Kota Serang – Aksi protes besar-besaran terjadi di Lingkungan Sukadana 1, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Rabu pagi (2/7/2025). Ratusan warga turun ke jalan menolak rencana relokasi permukiman oleh Pemerintah Kota Serang yang dinilai tidak manusiawi dan tanpa sosialisasi yang jelas.
Dalam aksi tersebut, warga memblokir akses jalan utama dengan membakar ban bekas dan membentangkan spanduk bertuliskan “Kami Menolak Relokasi”. Suasana memanas saat massa menutup jalan sepenuhnya, menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total di jalur utama Kasemen.
“Kami tidak akan pindah sebelum ada kejelasan! Relokasi tanpa solusi itu penggusuran paksa!” teriak salah satu warga dari atas barikade ban yang terbakar.
Spanduk dan kain bernada protes digantungkan di sepanjang jalan, sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan yang mereka anggap tidak berpihak kepada rakyat kecil. Warga juga menuntut Wali Kota Serang untuk turun langsung menemui massa dan menjelaskan secara transparan maksud dari rencana relokasi tersebut.
BACA JUGA: Pemkot Serang Tegas! Seluruh Bangunan Liar di Stadion Maulana Yusuf Akan Dibongkar
Polisi terlihat bersiaga di lokasi sejak pagi untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi potensi kericuhan. Namun hingga siang hari, belum ada perwakilan dari pemerintah kota yang hadir di lokasi untuk berdialog dengan warga.
Warga Minta Transparansi dan Jaminan Tempat Tinggal yang Layak
Warga menyampaikan keberatan atas rencana relokasi karena belum ada sosialisasi resmi, kepastian lokasi pengganti, maupun jaminan atas hak tempat tinggal mereka ke depan. Mereka khawatir akan kehilangan tempat tinggal tanpa ganti rugi yang memadai.
BACA JUGA: Guru MTs di Serang Jadi Tersangka Kasus Kekerasan Seksual terhadap Siswi, Terancam 15 Tahun Penjara
“Kalau kami digusur, kami tinggal di mana? Pemerintah jangan hanya berpikir proyek, tapi pikirkan nasib rakyatnya,” ujar Yani (45), salah satu warga yang turut aksi.
Aksi ini direncanakan akan terus berlanjut jika Pemkot Serang tidak segera memberikan kejelasan. Masyarakat berharap ada solusi yang adil dan berkeadilan, bukan penggusuran sepihak yang merugikan warga. (Basit)