Pandeglang – Nasib tragis menimpa salah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten Pandeglang, Banten. SD Negeri Karaton 5, yang terletak di Kampung Parung Sentul, Kelurahan Karaton, Kecamatan Majasari, kini berada di ambang penutupan. Alasannya sungguh memprihatinkan—jumlah siswa yang terdaftar hanya 31 orang untuk tahun ajaran 2025–2026.
Jumlah tersebut adalah total dari seluruh siswa kelas 2 hingga kelas 6. Yang lebih memilukan, kelas 2 hanya diisi oleh dua murid. Kedua siswa tersebut merupakan murid yang naik dari kelas 1 dan bertahan hingga saat ini, karena pada tahun ajaran baru 2024–2025, hanya dua anak yang mendaftar.
Kelas-kelas lainnya pun tak jauh berbeda kondisinya. Berdasarkan data dari pihak sekolah:
-
Kelas 2: 2 murid
-
Kelas 3: 9 murid
-
Kelas 4: 5 murid
-
Kelas 5: 11 murid
-
Kelas 6: 5 murid (telah lulus tahun ini)
Total siswa kini hanya tersisa 31 orang, menyusut dari 36 orang di tahun sebelumnya setelah lima murid lulus.
Dayat Ahdiat, Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Karaton 5, mengaku tetap menjalankan proses belajar-mengajar sebagaimana mestinya. Semangat mengajar tak surut, meski ruang kelas seringkali hanya diisi satu atau dua murid.
“Untuk kelas 2 saja hanya ada dua orang. Tapi kami tetap aktif mengajar dan menjalankan tugas,” ujar Dayat saat ditemui di sekolah, Senin (7/7/2025).
Namun hingga saat ini, pihak sekolah belum menerima pendaftaran murid baru secara resmi untuk tahun ajaran 2025–2026. Hal ini membuat kekhawatiran semakin memuncak, karena jika tidak ada penambahan murid, keberlangsungan sekolah ini bisa terancam.
BACA JUGA: Pemkot Serang Tegas! Seluruh Bangunan Liar di Stadion Maulana Yusuf Akan Dibongkar
Dayat menyampaikan harapan besar kepada masyarakat sekitar agar tidak ragu menyekolahkan anak-anak mereka di SDN Karaton 5.
“Kami mohon masyarakat sekitar ikut peduli. Sekolah ini adalah milik bersama, dan pemerintah pun seharusnya lebih memperhatikan nasib sekolah-sekolah seperti ini,” tegasnya.
Ia juga berharap agar pemerintah daerah dan dinas pendidikan turun tangan menyikapi kondisi sekolah yang memprihatinkan. Menurutnya, keberadaan sekolah negeri tetap harus dipertahankan demi pemerataan akses pendidikan di pelosok daerah. (TIM)