Harga Lahan Naik Tipis, Permintaan di Tangerang Tertinggi
Hingga Juni 2025, rata-rata harga lahan di Jabodetabek mencapai Rp 12,6 juta per meter persegi, naik 0,63 persen secara tahunan. Kenaikan tipis ini dipengaruhi oleh banyaknya proyek baru di segmen menengah bawah yang menahan lonjakan harga.
Namun demikian, Tangerang mencatat serapan tertinggi, dengan rata-rata 19,5 unit per kawasan per bulan, hampir dua kali lipat dari Bogor-Depok (9,3 unit). Ini membuktikan bahwa bukan hanya pasokan yang besar, tapi permintaan pun sangat tinggi.
Prospek Cerah dengan Subsidi dan Suku Bunga Turun
Menjelang akhir 2025, pasar perumahan diprediksi tetap stabil bahkan cenderung meningkat. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,25 persen pada Juli 2025 membuka peluang turunnya bunga KPR, yang menjadi metode pembayaran favorit 73 persen pembeli.
Pemerintah juga melanjutkan program subsidi PPN 100 persen untuk rumah di bawah Rp 5 miliar, berlaku hingga Desember 2025. Dukungan ini semakin memperkuat daya tarik sektor properti, khususnya rumah tapak komersial berukuran kecil hingga menengah.
Dengan dominasi Tangerang, tren naiknya segmen menengah, dan dukungan kebijakan pemerintah, pasar rumah tapak di Jabodetabek diprediksi terus tumbuh positif. Para pengembang pun mulai mengarahkan fokus pada peluncuran produk yang tepat sasaran, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar urban masa kini.
(Naz)