Harga dari Sebuah Warisan
Aku pingsan sebelum fajar. Saat terbangun, tubuhku penuh luka lebam dan goresan, seperti habis dijerat ranting dan duri. Namun ada yang berbeda.
Tubuhku ringan. Gerakku lentur. Dan ketika aku berdiri… aku menari.
Sempurna.
Dalam beberapa bulan, aku menjadi penari jaipong termuda dengan pertunjukan internasional. Wartawan memujaku sebagai “roh hidup dari seni tradisional Sunda”.
Namun setiap malam menjelang bulan mati… aku mendengar gamelan sendiri dari pendopo. Lantai berguncang seperti ada yang menari. Dan aku tahu, para leluhurku… menantikan tarian berikutnya.
Karena warisan adalah kutukan.
Warisan yang Tak Bisa Ditolak
Cerita ini mungkin terdengar seperti dongeng rakyat atau legenda urban. Namun di balik setiap kejayaan masa lalu, kadang ada kisah kelam yang disembunyikan oleh waktu dan tradisi. Keluarga Atmaja hanyalah satu dari banyak keluarga di Nusantara yang memiliki warisan gaib di balik kemegahan budayanya.
Pertanyaannya, jika kamu lahir dari darah yang sama, beranikah kamu menari dengan para mayat?
(Naz / Redaksi)