GetMenit.com – Di tengah arus modernisasi, sebagian masyarakat masih teguh menjaga tradisi leluhur. Salah satunya adalah ritual Ngembang Makam Tarik Kolot yang hingga kini tetap dijalankan warga Desa Cilayang, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan kepada para leluhur sekaligus sarana mempererat silaturahmi antarwarga.
Makna dan Sejarah Ngembang Makam
Ritual ngembang atau nyekar merupakan kegiatan menabur bunga di makam leluhur. Istilah Tarik Kolot sendiri merujuk pada sebutan makam tua yang dianggap keramat di Desa Cilayang. Menurut para sesepuh, makam tersebut dipercaya sebagai peristirahatan tokoh penyebar agama Islam dan pendiri perkampungan Cilayang pada masa lampau.
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan menjelang bulan Ramadan atau pada bulan-bulan tertentu dalam penanggalan hijriah. Selain sebagai doa untuk arwah leluhur, tradisi ini juga dimaknai sebagai pengingat bahwa manusia pada akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta.
Rangkaian Prosesi
Tradisi Ngembang Makam Tarik Kolot dilakukan secara berkelompok. Warga bersama tokoh agama dan sesepuh desa berziarah ke kompleks pemakaman yang terletak di kawasan perbukitan Cilayang. Mereka membawa bunga tujuh rupa, air doa, dan sesajen sederhana seperti nasi tumpeng atau hasil bumi.
Prosesi dimulai dengan doa bersama, pembacaan tahlil, lalu dilanjutkan dengan menabur bunga di atas pusara. Seusai ritual, warga biasanya menggelar makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.
Nilai Sosial dan Budaya
Bagi masyarakat Cilayang, tradisi ini tidak hanya sekadar ritual religi, tetapi juga menjadi ajang mempererat persaudaraan. Anak-anak muda dilibatkan agar mereka mengenal sejarah desanya. Dengan begitu, nilai-nilai kearifan lokal bisa terus diwariskan lintas generasi.
Seorang tokoh masyarakat setempat, Haji Maman (62), mengatakan bahwa Ngembang Makam Tarik Kolot adalah warisan tak ternilai.
“Ini bagian dari identitas kita. Kalau tradisi hilang, maka hilang juga jati diri kita sebagai orang Cilayang,” ujarnya.
Potensi Wisata Budaya
Selain sebagai tradisi sakral, Ngembang Makam Tarik Kolot berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya di Kabupaten Lebak. Dengan pengemasan yang tepat, tradisi ini bisa dikenalkan lebih luas tanpa mengurangi kesakralannya. Hal ini sejalan dengan program pelestarian budaya lokal yang digagas pemerintah daerah.
Menjaga Warisan Leluhur
Di tengah derasnya pengaruh globalisasi, menjaga tradisi lokal menjadi tantangan tersendiri. Namun, warga Desa Cilayang membuktikan bahwa kearifan leluhur tetap relevan. Melalui Ngembang Makam Tarik Kolot, mereka tidak hanya menghormati pendahulu, tetapi juga merawat jalinan sosial dan memperkuat identitas budaya Banten.
(Naz)
