GetMenit.com, Lebak – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, para pengrajin arang kayu di Kampung Hasem, Desa Muncang Kopong, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, tengah kebanjiran pesanan. Permintaan arang meningkat tajam seiring tradisi memasak sate daging kurban.
Nurhidayah (40), salah satu pengrajin arang kayu, mengaku lonjakan permintaan ini sudah menjadi hal rutin setiap menjelang Idul Adha. Ia sendiri sudah belasan tahun menjalani profesi sebagai pembuat arang.
“Permintaan menjelang Idul Adha memang selalu tinggi. Konsumen harus antre karena proses pembuatan arang cukup lama, bisa memakan waktu 10 hingga 15 hari,” ujarnya saat ditemui di lokasi produksi, Rabu (4/6/2025).
Tak hanya dari warga sekitar yang ingin membuat sate daging kurban, pesanan juga datang dari kalangan pengusaha rumah makan dan restoran yang mengandalkan masakan bakar.
BACA JUGA: Harga Daging, Beras, dan Minyak Tetap Stabil di Kota Tangerang Menjelang Lebaran Haji
“Banyak konsumen dari luar daerah juga, seperti Tangerang, Karawaci, dan Bogor yang memesan ke sini,” tambahnya.
Untuk harga, arang kayu dijual dengan kisaran Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi pengambilan.
“Kalau diambil langsung ke tempat saya, biasanya sekitar Rp3.600 per kilo,” jelasnya.
Namun di balik tingginya permintaan, Nurhidayah mengaku kerap mengalami kendala dalam mendapatkan bahan baku, terutama di musim dengan cuaca tak menentu.
“Cuaca yang kadang panas, kadang hujan bikin kami pengrajin kesulitan. Produksi jadi terganggu, sementara pesanan terus berdatangan. Bisa naik lebih dari 100 persen saat menjelang Idul Adha,” tuturnya.
Lonjakan kebutuhan arang kayu setiap menjelang hari raya kurban ini menjadi berkah tahunan bagi para pengrajin, meskipun dibarengi tantangan dalam produksi. (Zief)